Polantasjatim.com: Berakhir, Operasi Patuh Semeru 2016 yang berlangsung sejak 16 – 29 Mei 2016. Dibandingkan operasi yang sama tahun lalu, angka pelanggaran lalu lintas di wilayah Banyuwangi jauh lebih menurun. Tren penurunan itu mencapai 19,48 persen.
Angka itu bisa dilihat dari sanksi tilang yang dilakukan aparat selama hampir setengah bulan menggelar Operasi Patuh Semeru 2016. Kegiatan penertiban lalulintas yang dimulai 15 Mei-29 Mei itu hanya menilang 2.342 pengendara yang tidak patuh. Jumlah ini menurun 18,82 persen dari tahun lalu yang menilang 2.885 pelanggar.
Sementara itu, angka teguran terhadap pengendara dalam operasi kali ini juga kosong. Badingkan dengan tahun 2015 yang menegur 23 pengemudi lantaran kurang disiplin. Angka itu tentu saja naik 100 persen. Begitu data versi Satlantas Polres Banyuwangi yang dirilis, Senin (30/5/2016).
Berbeda dengan angka pelanggaran yang menurun, jumlah kecelakaan lalulintas selama Operasi Patuh Semeru 2016 digelar meningkat 100 persen. Tahun ini kejadian laka lantas berjumlah 28 kasus. Sementara tahun lalu hanya terjadi 14 saja.
Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Samirin menerangkan, tingginya angka kecelakaan lalulintas ini karena pengendara yang kurang disiplin. Terutama pengemudi kurang memperhatikan keselamatan di jalan sehingga mengakibatkan korban jiwa.
“Tahun lalu korban meninggal zero. Lha sekarang ada 4 orang atau meningkat seratus persen. Kami turut perihatin sebenarnya. Padahal imbauan untuk tertib berkendara sudah sering kami jalankan,” katanya.
Jumlah korban luka berat selama operasi ini digelar juga naik. Bayangkan, setahun lalu jumlahnya hanya 16 kasus. Tahun ini angkanya naik 93,75 persen atau sebanyak 31 orang luka berat. Bahkan korban luka ringan juga sama, mengalami kenaikan. Kenaikannya mencapai 250 persen dari semula 2 orang menjadi 7 orang.
“Semua kejadian itu mengakibatkan kerugian materiil yang tidak sedikit. Apabila tahun 2015 nilainya Rp 11.850.000 untuk tahun ini naik menjadi Rp 37 juta atau naik 212,24 persen,” tambah AKP Samirin. (heru)