Polantasjatim.com: Ditlantas Polda Jatim bersama tim Enforstman Capability Roth Infrastructur Protec (ECRIP) bentukan pemerintah dan Asian Devlopemen bank (ADB) untuk mencegah tingginya angka kecelakaan di Jawa Timur.
Pertemuan berlangsung di Gedung Ruang Traffic Manajemen Center (RTMC) Polda Jatim ini membahas langkah awal untuk mengatasi permasalahan itu. Karena korban kecelakaan yang ada di Jatim kebanyakan disebabkan infrastruktur jalan rusak.
Local Project Consultan Ecrip, Brigjen Pol (purn) Adjar Triadi yang pernah menjabat Dirlantas Polda Jatim, menegaskan angka kecelakaan di Indonesia sangat tinggi dibanding dengan negara lain. Kecelakaan itu akibat human error juga disebabkan infastruktur jalan yang rusak.
“Melalui program ini, kami bekerja sama dengan pihak asing yakni Asian Development Bank (ADB) serta PBB yang satu visi dengan kami. Kami bekerja sama dengan mereka untuk memecahkan permasalahan yang ada,” kata Adjar Triaji.
Untuk mencegah kecelakaan di jalan raya, kepolisian akan berkoordinasi dengan stakeholder seperti Jasa Marga, Pekerjaan Umum (PU), Departemen Perhubungan (Dishub) dan Bappenas. Karena selama ini, kondisi jalan yang ada mudah rusak yang banyak diakibatkan angkutan yang melebihi muatan.
“Apabila membangun jalan yang seharusnya berusia 10 tahun, jangan hanya 2 tahun sudah rusak. Nah ini yang harus dipecahkan” tandasnya.
Menurut Adjar, tonase angkutan di jalan raya juga menjadi sorotan karena rata-rata kendaraan yang mengangkut melebihi kapasitas. Dampaknya, tentu pada kondisi jalan yang dilewati karena kendaraan terkesan bebas mengangkut muatan. “Ini juga kami sampaikan pada Organda sehingga untuk meminimalisir itu semua harus ada kerja sama yang baik,” paparnya.
Sementara itu, Project Leader Asian Devlopemen Bank (ADB), Riew De Hard, mengaku ini adalah langkah baru. contohkan program ini sudah diterapkan di negara besar seperti di Benua Amerika dan Eropa, bahkan beberapa negara Asia sudah menerapkan ini. “Melalui kepolisian Indonesia, khususnya Ditlantas Polda Jatim kami merealisasikan program ini,” katanya.
Riew De Hard asal Belanda menceritakan, setiap pengguna jalan wajib mengikuti asuransi. Sebagai apresiasi kepada pemegang asuransi, Pemerintah Belanda memberi potongan kepada pemegang asuransi yang tidak pernah melanggar atau terlibat kecelakaan.
“Tiap tahun pembayarannya lebih rendah dari nominal. Begitu melanggar atau terlibat kecelakaan pembayaran asuransi langsung tingi,” terangnya.
Dari rangsangan yang ada, untuk menumbuhkan kesadaran berlalu lintas yang aman dan hati-hati. Karena mereka jika mengangkut muatan melebihi tonase akan rugi sendiri jika sampai ada kerusakan jalan. “Jadi mereka sudah sadar kalau jalan rusak, arus lalu lintas terganggu dan bahan bakar yang dipakai lebih boros dan waktu sampai tujuan juga lambat,” terang Riew De Hard.
Selain di Jawa Timur, kegiatan Tim FGD juga melakukan hal serupa di Jateng, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. (heru)